TUGAS RANGKUMAN ILMU BUDAYA DASAR
1. MANUSIA DAN HARAPAN
A. PENGERTIAN HARAPAN
Setiap manusia mempunyai harapan.Manusia tanpa harapan, berarti manusia itu
mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai
harapan,biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup
dan kemampuan masing-masing.
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu
terjadi: sehingga harapan berarti sesuatu yang di inginkan dapat terjadi.Dengan
demikian harapan menyangkut masa depan.
B. APA SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN ?
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial.Setiap lahir manusia
ke dunia langsung di sambut dalam suatu pergaulan hidup.yakni di tengah suatu
keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satupun manusia yang luput
dari pergaulan hidup.Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan
manusia lain, yakni : dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
a. Dorongan kodrat
ialah sifat, keadaan atau pembawaan alamiyah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu di ciptakan oleh Tuhan. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan,misalnya menangis,tertawa,bergembira dan sebagainya. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.
ialah sifat, keadaan atau pembawaan alamiyah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu di ciptakan oleh Tuhan. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan,misalnya menangis,tertawa,bergembira dan sebagainya. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.
b.
Dorongan kebutuhan Hidup
Sudah
kodrat pula bahwa manusia mempunyai macam-macam kebutuhan hidup,kebutuhan hidup
itu pada garis besarnya dapat di bedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan
rohani.Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka
manusia mempunyai harapan, Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan unutuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut
Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia
itu ialah :
a.
Kelangsungan hidup (surviral)
b. Keamanan
(safety)
c.
Hak dan kewajiban mencintai dan di cintai (be loving and
love)
d. Diakui
lingkungannya (status)
e. Perwujudan
cita-cita (self actualization)
· Kelangsungan hidup
(surviral)
Untuk mencukupi kebutuhan pangan,sandang,papan itu,maka manusia kecil
telah mulai belajar. Dengan pengetahuan uang tinggi harapan memperoleh
pangan,sandang,dan papan yang layak akan terpenuhi, atau tiap manusia perlu
kerja keras dengan harapan apa yang diinginkan : pangan, sandang dan papan yang
layak terpenuhi.
· Keamanan
Setiap
orang membutuhkan keamanan.Sejak seseorang anak lahir ia telah membutuhkan
keamanan. Begitu lahir,dengan suara tangis,itu pertanda minta perlindungan.
· Hak dan kewajiban
Tiap
orang mempunyai hak dan kewajiban Dengan pertumbuhan manusia mka tumbuh pula
kesadran akan hak dan kewajiban,Bila seorang telah menginjak dewasa,maka ia
merasa sudah dewasa sehinga sudah saatnya mempunyai harapan untuk di cintai dan
mencintai.
· Status
Setiap
manusia membutuhkan status, siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Status itu
penting,karena dengan status orang tahu siapa dia.Harga diri orang antara lain
melekat pada status orang itu.
· Perwujudan cita-cita
Selanjutnya
manusia berharap di akui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau
kepangkatanya atau profesinya. Pada saat itu manusia mengembangkan bakat atau
kepandainnya agar diterima atau di akui kehebatannya.
C. KEPERCAYAAN
Kepercayaan
berasal dari kata kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan keberadaan.
Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan
akan kebenaran.
Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia, setiap orang mendambakannya
karena ia mempunnyai arti khusus bagi hidupnya, Ia merupakan focus dari segala
pikiran, sikap dan perasaan. Dalam tingkah laku, ucapan,perbuatan manusia
selalu berhati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran.Manusia
sadar,bahwa ketidak benaran dalam bertindak,berucap maupun bertindak dapat
mencemarkan atau menjatuhkan namanya.
Dr.Yuyun Suriasumantri dalam bukunya “filsafat Ilmu,sebuah pengantar
Populer ada tiga teori kebenaran sebagai berikut :
1) Teori
koherensi atau konsistensi
Yaitu suatu pernyataan di anggap benar
bila pernyataan itu bersifat koherensi atau konsisiten dengan
pernyataan-pernyataan sebelumnya yang di anggap benar.
2) Teori
korespondensi
Suatu teori yang menjalankan bahwa suatu
pernyataan benar bila materi pengetahuan yang di kandung pernyataan itu
berkorenponden (berhubungan) denga obyek yang di tuju oleh pernyataan tersebut.
3) Teori
Pragmatis
Kebenaran suatu pernyataan di ukur
dengan criteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan
praktis.
Dalam berbagai jenis kebenaran tersebut yang selalu diusahakan dan dijaga ialah kebenaran dalam bertindak, berbuat, berucap, berupaya dan berpendapat.
Dalam berbagai jenis kebenaran tersebut yang selalu diusahakan dan dijaga ialah kebenaran dalam bertindak, berbuat, berucap, berupaya dan berpendapat.
D. BERBAGAI KEPERCAYAAN DAN USAHA MENINGKATNYA
Dasar
kepercayaan adalah.Sumber kebenaran adalah manusia,Kepercayaan itu dapat di
bedakan atas:
1. Kepercayaan
Diri Sendiri
Kepercayaan
pada diri sendiri itu di tanamkan setiap pribadi manusia.Percaya pada diri
sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa,percaya pada diri
sendiri,menganggap dirinya tidak salah,dirinya menang,dirinya mampu mengerjakan
yang di serahkan atau di percayakan kepadanya.
2. Kepercayaan
kepada orang lain
Kepercayaan
kepada orang lain itu dapat berupa percya kepada saudara,orang tua,guru atau
siapa saja.Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata
hatinya,perbuatan yang sesuai dengan kata hati,atau terhadap kebenarannya.
3. Kepercyaan
kepada pemerintah
Berdasarkan
pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya
Prof.Ir.Poedjawiyatna.negara itu berasal dari Tuhan.Tuhan langsung memerintah
dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan
sejati.karena semua adalah ciptaan Tuhan.
Pandabgan
Demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat,
(kewibawaan pun milik rakyat) Rakyat adalah Negara,rakyat itu menjelma pada
Negara.Satu-satunya realitas adalah Negara
Jelaslah
bagi kita,baik teori atau pandangan teoratis ataupun demokratis Negara atau
pemerintah itu benar,karena Tuhan adalah sumber kebenaran,karena itu wajarlah
kalau manusia sebagai warga Negara percaya kepada Negara/pemerintah.
4. Kepercayaan
kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Kuasa
itu amat penting,karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya,tetapi
di ciptakan oleh Tuhan.Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan
kebenaran, Kepercayaan itu amat penting karena merupakan tali kuat yang dapat
menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya.
Berbagai
usaha di lakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya.Usaha
itu bergantung kepada pribadi kondisi,situasi, dan lingkungan.Usaha itu antara
lain :
a) Meningkatkan
ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah
b) Meningkatkan
pengabdian kita kepada masyarakat
c) Meningkatkan
kecintaan kita kepada sesame manusia dengan jalan suka menolong,dermawan,dan
sebagainya
d) Mengurangi
nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
e) Menekan
perasaan negative seprti iti,dengki,fitnah dan sebagainya.
SUMBER
: Suyadi M.P. Drs., Buku Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar , Depdikbud U.T. 1984-1985.
2. Manusia dan Keadilan
Pengertian Keadilan
Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia.
Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang
terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua
orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran
yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau
hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan menerima
bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut
disebut tidak adil.
Keaadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang
dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya
dikendalikan oleh akal. Socrates memproyeksikan keadilan pada pemerintahan.
Menurut Socrates, keadilan akan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan
bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan
kepada pemerintah ? sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan
dinamika masyarakat. Kong Hu Cu berpendapat bahwa keadilan terjadi apabila anak
sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing
telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini terbatas pada nilai-nilai
tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah
pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan
terletak pada keharmonisan menuntuk hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan
kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang
menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan
bersama.
Berbagai Macam Keadilan
1. Keadilan legal atau keadilan moral
Plato
berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari
masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya. Dalam masyarakat yang adil
setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasarnya paling cocok baginya
( the man behind the gun ). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral,
sedangkan oleh yang lainnya disebut keadilan legal
2. Keadilan distributive
Aristotele
berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama
diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan tidak sama
(justice is done when equels are treated equally).
3. Keadilan komutatif
Keadilan
ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.Bagi
Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asas pertalian dan ketertiban
dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan
ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam
masyarakat
Kejujuran
Kejujuran
atau jujur artinya apa-apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati
nuraninya, apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang
kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga
berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh
agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa
apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti
juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun
yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan
niat.
Kecurangan
Kecurangan
atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula
dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya apa
yang diinginkan tidak sesuai dengan hari nuraninya atau, orang itu memang dari
hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa
bertenaga dan berusaha. Kecurangan menyebabkan orang menjadi serakah, tamak,
ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai
orang yang paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat
disekelilingnya hidup menderita. Bermacam-macam sebab orang melakukan
kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek
yaitu aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban dan aspek teknik.
Apabila keempat asepk tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan
berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum. Akan tetapi, apabila
manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia
akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan.
Pemulihan nama baik
Nama
baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak
tercela. Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar namanya baik.
Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitarnya adalah
suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya. Penjagaan nama baik erat
hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan bama baik
atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan
tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan
santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatn-perbuatan yang
dihalalkan agama dan sebagainya. Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah
kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak
sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang baik. Untuk
memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf
tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat
darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepaa sesama hidup yang perlu
ditolong dengan penuh kasih sayang , tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan
mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.
Pembalasan
Pembalasan
ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan
yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku
yang seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang
bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya pergaulan yagn penuh
kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula. Pada dasarnya,
manusia adalah mahluk moral dan mahluk sosial. Dalam bergaul manusia harus
mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral,
lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah
perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia. Oleh karena
itu manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa,
maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan
hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.
SUMBER
: Seri
Diktat Kuliah MKDU: Ilmu Budaya Dasar karya Widyo Nugroho dan Achmad Muchji,
Universitas Gunadarma
3. Manusia dan Cinta kasih
Setiap manusia di muka bumi pasti pernah
merasakan cinta. Cinta datang dengan bentuk yang berbeda-beda, entah itu cinta
kepada keluarganya bahkan kepada lawan jenis. Tak hanya manusia, mahluk lain
pun dapat merasakan cinta.
Cinta kasih dapat diartikan sebagai
perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas
kasihan. Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hampir sama, antara
keduanya terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang
rasa yang mendalam, sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan
rasa, mengarah pada orang atau yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari
cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
a) Pengertian Cinta
Kasih dan Sayang
Ada beberapa pendapat mengenai
pengertian cinta kasih. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S.
Purwodarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang
(kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata
kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan.
Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hamper sama sehingga kata kasih dapat
dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat
diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan
menaruh belas kasihan.
Walaupun cinta dan kasih mengandung arti
yang hampir sama, antara keduanya terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih
mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan kasih merupakan
pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada orang atau yang dicintai.
Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat
diwujudkan secara nyata.
Dr. Sarlito W. Sarwono mengemukakan
bahwa cinta itu memiliki tiga unsur, yaitu ketertarikan, keintiman, dan
kemesraan. Keterikatan adalah perasaan untuk hanya bersama dia, segala
prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah
laku yang menunjukan bahwa antara Anda dan dia sudah tidak ada jarak lagi
sehingga panggilan-panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara digantikan
dengan sekedar memanggil nama atau sebutan seperti sayang. Sedangkan kemesraan
adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen jika jauh dan lama
tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang. Ketiga
unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika salah satu unsur cinta itu tidak ada
maka cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut bukan cinta.
Secara sederhana cinta kasih adalah
perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur terikatan, keintiman dan kemesraan
(Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai dengan belas kasihan, pengabdian yang
diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab yang
diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan
keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.
b) Pengertian
Kasih Sayang
Pengertian kasih sayang menurut kamus
umum bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadaminta yaitu perasaan sayang,
perasaan cinta atau perasaan suka pada seseorang. Dalam berumah tangga kasih
sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari
cinta. Dalam kasih sayang sadar atau tidak dituntut tanggung jawab,
pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling
terbuka, sehingga keduannya merupakan suatu kesatuan yang utuh. Seorang
remaja menjadi frustasi, morfinis, berandalan dan sebagainya itu disebabkan
karena kekurangan perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga.
c) Macam-macam
Cinta
Menurut Erich Fromm (1983 : 54) dalam
bukunya Seni Mencintai mengemukakan tentang adanya berbagai macam-cinta yang
dapat di uraikan sebagai berikut :
Cinta Diri Sendiri
Secara alami manusia mencintai dirinya
sendiri (self love) dan banyak orang yang menafsirkan cinta diri sendiri
diidentikan dengan egoistis. Jika demikian cinta diri sendiri ini bernilai
negatif. Namun apabila diartikan bahwa cinta diri sendiri adalah mengurus
dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jamsmani dan rohaninya terpenuhi
seimbang ini bernilai positif. Dengan demikian cinta terhadap dirinya
tidak harus dihilangkan tetapi harus berimbang dengan cinta kepada orang lain
untuk berbuat baik.
Cinta Sesama Manusia / Persaudaraan
Cinta kepada sesama manusia atau
persaudaraan (agape. Bahasa Yunani) itu merupakan watak manusia itu
sendiri dan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatannya kepada sesama
manusia. Perbuatan dan perlakuan yang baik kepada sesama manusia bukan berarti
karena seseorang itu membela, menyetujui, mendukung dan berguna, bagi dirinya,
melainkan dating dari hati nuraninya yang ikhlas disertai tujuan yang mulia.
Motivasi perbuatan dan perlakuan seseorang mencintai sesama manusia itu disebabkan
karena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendirian (manusia sebagai
makhluk social) dan sudah merupakan suatu kewajiban.
Cinta Erotis
Cinta yang erat dorongannya dengan
dorongan seksual (sifat membirahikan) ini merupakan sifat eksklusif (khusus)
yang bias memperdayakan cinta yang sebenarnya. Hal itu dikarenakan cinta dan
nafsu tersebut letaknya tidak berbeda jauh. Disi lain Cinta erotis jika
didasari dengan cinta ideal, kasih sayang, keserasian maka berfungsi dalam
melestarikan keturunan dalam ikatan yang sah yaitu pernikahan. Sebaliknya jika
tidak didasari kasih sayang yaitu nafsu yang membutakan akal pikiran sehingga
yang ada hanya nafsu birahi didalamnya akan timbul rasa ketidak puasan,
biasanya berakhir dengan sebuah perceraian bahkan akan mungkin timbul juga
perselingkuhan atau ke tempat pelacuran yang didalamnya tidak mungkin akan
timbul rasa kasih sayang karena yang ada hanya nafsu birahi berhubungan badan
saja, dengan uang sebagai bayarannya.
Cinta Keibuan
Kasih sayang itu bersumber dari cinta
keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada diri seorang ibu terhadap
anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi. Seorang ibu akan
memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih sayang dan naluri alami
seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan
kebapakan bukan karena fisologis, melainkan dorongan psikis.
Cinta terhadap Allah
Merupakan puncak cinta manusia, yang
paling jernih, spiritual dan yang dapat memberikan tingkat perasaan kasih
sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan sosial. Cinta yang ikhlas
seorang manusia kepada Allah akan membuat cinyta menjadi kekuatan pendorong
yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua bentuk cinta yang
lain.
Cinta terhadap Rasul
Ini merupakan ideal yang sempurna bagi
manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.
d) Mewujudkan
Cinta Kasih
Untuk dapat mewujudkan cinta kasih dan
sayang dalam kehidupan agar tentram damai dan bahagia dapat dengan cara :
Cara Mewujudkan Cinta Diri Sendiri
Dapat dilakukan dengan mengurus dirinya
sendiri, sehingga kebutuhan jasmani dan rohani dirinya sendiri terpenuhi secara
wajar. Contohnya mandi, menyisir rambut, memaka wangi- wangian, mengenakan baju
yang sopan tidak melanggar adat atau norma yang ada.
Cara Mewujudkan Cinta Sesama Manusia /
Persaudaraan
Dapat dilakukan dengan perbuatan yang
bersifat sosial dan kemanusian. Contohnya saling tolong menolong, kerja bakti,
saling tepo seliro, Jean Henry Dunant ( 1882-1910) seorang bankir dan penulis
berkebangsaan Swiss yang atas suka relanya menolong setiap orang yang menderita
luka-luka dalam pertempuran Solferino (1859) mendirikan Palang Merah
International (1863)
Cara Mewujudkan Cinta Erotis
Dapat dilakukan apabila dilandasi dasar
cinta kasih yang bertanggung jawab dan tidak melanggar adat atau norma yang
ada. Contohnya cinta eotis seorang lelaki terhadap perempuan yang di sudah di
ikat pernikahan di dasari percintaan.
Cara Mewujudkan Cinta Keibuan
Dapat dilakukan dengan dilandasi kasih
sayang ibu yang tak terhingga terhadap anaknya dari sejak dikandung,
melahirkan, dan mengurus sampai menikahkan dengan tanpa pamrih sedikitpun dan
doanya yang selalu menginginkan dan melihat anaknya bahagia di jauhkan dari
segala kesusahan.
Cara Mewujudkan Cinta Kepada Allah
Dapat dilakukan dengan dilandasi cinta
yang teramat sangat dan meniadakan Tuhan selain Allah dengan beraqidah yang
kokoh dan bertaqwa atau menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan yang
sudah di tentukan Nya.
Cara
Mewujudkan Cinta Kepada Rasul
Dapat dilandasi dengan cinta dengan
mencontoh suri teladan yang baik yang ada pada diri rasul yaitu sidiq, tablig,
amanah, dan fatonah yang di laksanakan setiap saat selama masih diberi
kehidupan oleh sang maha hidup.
KESIMPULAN
Manusia pada hakikatnya tidak akan dapat
terpisahkan dari Cinta kasih dan sayang.Cinta kasih Ideal itu adanya tiga unsur
yaitu keterikatan, keintiman dan kemesraan atau sering juga di sebut Segitiga
Cinta yang satu sama lain harus sinergi, selaras, seimbang satu sama lain.
Cinta itu mulia, bisa sangat indah,
cinta itu sebuah kebahagiaan, tetapi manakala cinta itu tidak sesuai dengan apa
yang diharpakan, apa yang diperkirakan dan apa yang didambakan bertolak
belakang dari kenyataaan yang sudah terlanjur tercipta dalam angan-angan maka
cinta bisa sangat menyakitkan dan menimbulkan penderitaan yang luar biasa.
SUMBER : Buku MKDU Ilmu Budaya Dasar, Universitas Gunadarma.
Komentar
Posting Komentar