PENGENALAN TEKNOLOGI SISTEM CERDAS
PENGENALAN TEKNOLOGI SISTEM CERDAS
Abiyyu Muhammad Abdul F 10116038
Dwiputra Bagus W 12116223
Irfan Maulana Asyhari 13116580
Mochammad Fauzan A 14116450
Muhammad Aziz Nugraha 14116745
Wahit Arsal 10114116
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Komputer
merupakan perangkat yang sangat membantu pekerjaan manusia. Hampir semua bidang
memanfaatkan komputer untuk menyelesaikan pekerjaan manusia. Sejalan dengan
itu, diperlukan pengetahuan komputer yang cukup baik untuk mengantisipasi
terjadinya kerusakan komputer karena permasalahan kerusakan komputer merupakan
masalah yang cukup kompleks. Kerusakan komputer umumnya dibedakan menjadi dua
yaitu, kerusakan perangkat keras (hardware)
dan kerusakan pada perangkat lunak (software).
Aplikasi ini memanfaatkan teknologi sistem pakar yang berfungsi sebagai
pengganti organisasi/seseorang yang ahli dalam bidangnya. Sistem pakar timbul
karena adanya permasalahan pada suatu bidang khusus yang spesifik dimana user menginginkan suatu solusi dari
permasalahan tersebut diselesaikan dengan mendekati cara-cara pakar dalam
menyelesaikan masalah. Perancangan aplikasi sistem pakar ini memanfaatkan
metode backward chaining. Metode backward chaining dapat menjelaskan
secara tepat tujuan apa yang dicoba untuk dipenuhi. Metode ini sesuai digunakan
untuk memecahkan masalah diagnose (Schnupp, 1989). Berdasarkan teknik dalam troubleshooting komputer, maka teknik backward adalah tekik untuk mendeteksi
kesalahan pada komputer setelah dinyalakan (dialiri listrik). Sehingga
mempermuda user dalam mendeteksi
kerusakan pada komputernya.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
merancang dan mengimplementasikan aplikasi sistem pakar berbasis web untuk
mendeteksi kerusakan perangkat keras komputer dengan metode backward chaining?
2.
Bagaimana
aplikasi ini dapat membantu user dalam menemukan kerusakan yang terjadi pada
perangkat keras komputer?
1.3
Batasan Masalah
1.
Aplikasi
sistem pakar ini dirancang dengan memanfaatkan metode backward chaining untuk membantu mengatasi masalah kerusakan
perangkat keras komputer saja.
2.
Data-data
yang digunakan untuk uji coba implementasi aplikasi sistem pakar ini adalah
printer, mouse, motherboard, harddisk dan monitor.
1.4 Tujuan
Peneltian
1.
Merancang
dan membangun aplikasi yang dapat membantu pemakai komputer untuk mengatasi
masalah atau kerusakan pada perangkat keras komputer, sehingga dapat menghemat
waktu dan biaya perbaikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem pakar didefinisikan sebagai
sebuah sistem berbasis pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam
memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar
dalam bidang tersebut (Martin & Oxman, 1988). Basis Pengetahuan yang
diperoleh diambil dari pengalaman seorang pakar maupun teori-teori yang ada
pada bidang yang spesifik saja, oleh karena itu sistem pakar memiliki keterbatasan.
Komponen utama dalam sebuah arsitektur
sistem pakar adalah basis pengetahuan, mesin penarik kesimpulan, fasilitas
akuisisi pengetahuan, subsistem penjelasan, dan user interface. Penjelasan untuk masing-masing komponen adalah
sebagai berikut:
1. Basis
Pengetahuan (Knowledge Base)
Basis
pengetahuan merupakan bagian yang paling penting pada sistem pakar karena
keahlian dari pakar disimpan didalamnya. Basis pengetahuan berisi fakta-fakta
yang didapat dari seorang ahli dan diimplementasikan ke dalam sistem komputer
dengan menggunakan metode representasi pengetahuan tertentu. Metode
representasi pengetahuan adalah cara untuk menstrukturkan pengetahuan yang
dimiliki oleh pakar agar mudah diolah oleh komputer. Representasi sistem pakar
berbasis rule adalah kumpulan
pengetahuan yang tersusun sedemikian rupa dengan struktur IF.. THEN.. dengan
relasi AND, OR atau kombinasi AND dan OR.
2. Mesin
Inferensi (Inference Engine)
Mesin
inferensi merupakan bagian dari sistem pakar yang bertugas untuk menemukan
solusi yang tepat dari banyaknya solusi yang ada. Proses yang dilakukan dalam
mesin inferensi adalah bagaimana pengambilan keputusan terhadap konsultasi yang
terjadi dan proses penalaran pada basis pengetahuan yang dimilikinya. Untuk
mendapatkan kesimpulan terdapat dua metode penalaran, yaitu metode pelacakan ke
depan (forward chaining) dan metode
pelacakan ke belakang (backward chaining).
a. Subsistem
Penjelasan (Explanation Subsystem)
Subsistem
penjelasan merupakan kemampuan untuk memberikan penjelasan atas sebuah
kesimpulan yang diberikan.
b. Knowledge acquisition
Knowledge
acquisition adalah proses mendapatkan
pengetahuan dari seorang pakar dan biasanya ditampilkan oleh pengolah
pengetahuan (knowledge engineer).
Pengolah pengetahuan mewawancarai pakar-pakar dan mengumpulkan pengetahuan yang
ada dari manusia. Pengetahuan atau data-data yang dikumpulkan disebut sebagai knowledge base.
c.
User Interface
User interface merupakan bagian dari sistem
pakar yang berfungsi sebagai pengendali input
output. user interface melayani
pengguna selam proses konsultasi mulai dari tanya jawab untuk mendapatkan
fakta-fakta yang dibutuhkan mesin inferensi sampai menampilkan output yang merupakan kesimpulan/rekomendasi
yang dihasilkan oleh mesin inferensi.
Menurut Nadhief (2006), terdapat dua
macam teknik dalam mendeteksi permasalahan dalam komputer (Nadhief, 2006),
yaitu:
1. Teknik Forward
Dalam teknik ini segala macam
permasalahan dideteksi semenjak awal komputer dirakit dan biasanya teknik ini
hanya digunakan oleh orang-orang dealer komputer yang sering melakukan
perakitan komputer. Pada teknik ini hanya dilakukan pendeteksian masalah secara
sederhana dan dilakukan sebelum komputer dinyalakan (dialiri listrik), sebagai
contoh:
(1) Setelah
komputer selesai dirakit, maka dilakukan pemeriksaan pada semua hardware yang telah terpasang, misalnya
memeriksa hubungan dari kabel power supply ke soket power pada motherboard.
(2) Untuk
casing ATX, kita periksa apakah kabel Power Switch sudah terpasang dengan benar.
2. Teknik Backward
Teknik Backward adalah teknik untuk mendeteksi kesalahan pada komputer
setelah komputer dinyalakan (dialiri listrik). Teknik lebih banyak digunakan
karena pada umumnya permasalahan dalam komputer baru akan timbul setelah “jam
terbang” komputernya sudah banyak dan ini sudah merupakan hal yang wajar,
sebagai contoh:
(1) Floppy Disk yang
tidak dapat membaca disket dengan baik.
(2) Komputer
tidak mau menyala saat tombol power pada casing dinyalakan.
BAB III
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
Untuk memulai perancangan sistem pakar ini, basis pegetahuan merupakan komponen awal yang harus dibuat untuk merancang aplikasi sistem pakar. Adapun basis data pengetahuan dalam sistem ini meliputi data kesimpulan terhadap masalah-masalah yang sering dijumpai pada kerusakan perangkat komputer. Dalam penelitian ini data yang digunakan sebagai sample adalah kerusakan yang terjadi pada printer, hardisk, mouse, monitor dan motherboard.
Tahap selanjutnya dari perancangan aplikasi ini adalah perancangan tabel-tabel yang akan membentuk database yaitu terdapat 23 (dua puluh tiga) tabel yang terdiri atas 10 (sepuluh) tabel troubleshooting komputer dan 13 (tiga belas) tabel pendukung aplikasi. Sementara gambar relasi antar tabelnya dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Relasi Antar Tab
Setelah perancangan database dan relasi antar tabel, dilanjutkan dengan merancang Diagram Arus Data (DAD) merupakan gerakan data melalui sebuah sistem, mulai dari masuk sampai ke tujuannya. Diagram DAD yang pertama kali digambarkan adalah yang level teratas dan diagram ini disebut dengan context diagram. Dari context diagram ini kemudian akan digambarkan dengan lebih rinci lagi disebut diagram level 1. Tiap-tiap proses akan digambarkan secara lebih terinci lagi. Gambar 3.2. berikut ini adalah context diagram dari aplikasi sistem pakar ini.

Gambar 3.2. Context Diagram
Keterangan:
2. Aplikasi melakukan analisa berdasarkan data-data yang diperoleh dari pengguna. Hasil analisa akan menentukan daftar masalah dan solusi yang sesuai untuk komputer pengguna tersebut.
3. Data solusi diberikan kepada pengguna.
4. Admin melakukan pengelolaan terhadap aplikasi.
5. Admin mendapatkan informasi dari pengelolaan dalam aplikasi.
Diagram Arus Data level 1, merupakan penjabaran proses lebih detail dari konteks diagram. Diagram Arus Data level 1 ini disajikan pada Gambar 3.3 di bawah ini:

Gambar 3.3. DAD Level 1
Keterangan:
1. User umum dapat melalukan transaksi pada sistem web.
2. User umum dapat melalukan transaksi pada sistem pakar.
3. User dapat melihat sistem yang bersifat informasi
4. User administrator dapat melakukan setup data sistem pakar dan
setup data sistem web dengan cara harus login dan data valid.
5. Setup sistem pakar akan berhubungan dengan tabel-tabel data yang ditampung dalam table-tabel pakar.
6. Setup sistem web akan berhubungan dengan tabel-tabel data yang ditampung dalam table-tabel web.
Mekanisme inferensi adalah bagian dari system pakar yang melakukan penelusuran dengan menggunakan isi daftar aturan berdasarkan urutan pola tertentu. Selama proses konsultasi antar sistem dan pemakai, mekanisme inferensi menguji aturan satu demi satu sampai kondisi aturan itu benar. Dalam hal ini teknik yang digunakan dalam mekanisme inferensi untuk pengujian aturan adalah penelusuran mundur (backward chaining).
Dalam mencari kerusakan komputer dan mencari penyebab gangguan komputer akan dimulai dengan memberikan pertanyaan mengenai gangguan yang dialami atau dengan memberikan daftar macam kerusakan sehingga diperoleh suatu diagnosa kerusakan dan hasil akhir kesimpulan kerusakan komputer tersebut. Pada Gambar 3.4. merupakan proses pelacakan aturan (rule).

Gambar 3.4. Proses Pelacakan aturan
Keterangan:
1. Informasi di cek dalam basis aturan, apakah ada aturan yang sesuai.
2. Jika benar, maka simpan aturan dalam basis aturan dan jika salah maka cek aturan berikutnya.
3. Jika aturan berikutnya benar maka cek aturan berikutnya dan diulang sampai kondisi benar. Namun jika salah maka proses selesai.
Pada Gambar 3.5. merupakan bentuk pencarian kesimpulan tentang kerusakan

Gambar 3.5. Proses Pencarian Kesimpulan
Keterangan:
1. Mulai
2. Kemudian, baca data gejala
3. Diberikan daftar pertanyaan
4. Dari pertanyaan, kemudian dibaca pada data kerusakan.
5. Setelah mendapat data kerusakan maka didapatkan kesimpulan
6. Selesai
Setelah proses perancangan mesin interferensi untuk aplikasi sistem pakar ini, selanjutnya dalah merancang desain antarmuka (interface) Secara garis besar, antarmuka aplikasi ini terdiri dari dua bagian yaitu untuk antamuka untuk user dan antarmuka untuk admin. Untuk mempermudah pembuatan antarmuka, terlebih dahulu dirancang HIPO (Hierarchy Plus Input-Process- Output) atau HIPO Chart untuk menentukan fungsi-fungsi program, HIPO untuk user dan HIPO untuk admin dapat dilihat pada gambar 3.6. dan .3.7.

Gambar 3.6. HIPO untuk user

Gambar 3.7. HIPO untuk Admin
Setelah melalui tahapan-tahapan diatas, maka tahapan terakhir adalah implementasi aplikasi sistem pakar. Gambar 3.8. menunjukkan halaman awal user yang merupakan link menuju halaman-halaman yang lain, yaitu: Artikel, Tentang kami, Forum, Daftar Link, Buku tamu, Kontak Kami, Petunjuk. Kemudian proses konsultasi dapat langsung dilakukan di halaman ini.

Gambar .3.8. Tampilan Awal User
Gambar 3.9. merupakan halaman awal Admin yang merupakan halaman untuk melakukan setup data sistem ini, yaitu: Artikel, Tentang kami, Forum, Daftar Link, Buku tamu, Kontak Kami, Petunjuk.
![]() |
Gambar 3.9. Halaman Awal Admin
Tampilan daftar masalah dan tampilan daftar gejala pada halaman admin dapat dilihat pada Gambar 3.10 dan 3.11. Halaman daftar masalah merupakan halaman untuk melakukan setup data masalah dan tampilan daftar masalah kerusakan perangkat keras komputer. Jika dipilih salah satu diantaranya misalkan Printer maka akan muncul daftar data gejala seperti pada Gambar 3.11.

![]() |
Gambar 3.10. Tampilan Daftar Masalah
Gambar 3.11. Tampilan Daftar Gejala
Sementara itu Gambar 3.12. menunjukkan tampilan halaman untuk melakukan setup data aturan dan tampilan daftar aturan untuk mendeteksi kerusakan perangkat keras komputer.
![]() |
Gambar 3.12. Tampilan Daftar Aturan
Untuk halaman konsultasi dan halaman hasil konsultasi dapat dilihat pada Gambar 3.13 dan 3.14 Gambar 3.13 merupakan halaman yang digunakan untuk melakukan proses konsultasi tentang kerusakan komputer antara user dengan sistem. Sementara Gambar 3.14 merupakan halaman hasil analisa dan solusi dari konsultasi tentang kerusakan komputer antara user dengan sistem.
![]() |
Gambar 3.13. Tampilan Proses Konsultasi
![]() |
Gambar 3.14. Tampilan Hasil Analisa dan Solusi
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang bisa diambil dari penelitian adalah bahwa teori system pakar dapat
digunakan untuk membantu menyelesaikan sebagai masalah dalam berbagai bidang
ilmu, salah satunya adalah masalah kerusakan perangkat keras computer yang
sering sekal dijumpai oleh para pemakai computer. Aplikasi system pakar untuk
mendeteksi kerusakan perangkat keras computer menggunakan metode backward
chaining yaitu metode yang dimulai dari pencarian solusi dan kesimpulan kemudian
menelusuri fakta-fakta yang ada hingga menemukan solusi yang sesuai dengan
fakta-fakta yang diberikan oleh pengguna. Backward chaining merupakan proses
penalaran dengan pendekatan goal-driven. Pendekatan goal-driven memulai titik
pendekatannya dari goal yang akan dicari nilainya kemudian aan bergerak untuk
mencari informasi yang mendukung goal tersebut. Aplikasi ini diharapkan dapat
membantu pengguna computer yag ingin mengetahui maslaah kerusakan pada computer
dan segera melakukan perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arhami,
M 20015 konsep dasar system pakar, Yogyakarta: Andi Offset.
Kusrini,
20016, system pakar teori dan aplikasi, Yogyakarta: Andi Offset.
Martini,
J. & Oxman, S, 198, Building Expert System a tutorial. New Jersey:
Prentice Hall.
Nadhief,
A, 2009, Pengetahuan Troubleshooting Komputer.
Schnupp,
Edward H, 1989, Building Expert System in Prolog, Munich:
Amzilinc.
Wilson,
B, 1998, The Artificial Intelligent Directory
(http://www.cse.unsw.edu.au/~billw/aidict.html)
Komentar
Posting Komentar