Data Mining dan Metode Clustering Beserta Contoh Sederhana


Data Mining

Data Mining adalah serangkaian proses untuk menggali nilai tambah dari suatu kumpulan databerupa pengetahuan yang selama ini tidak diketahui secara manual. Patut diingat bahwa kata mining sendiri berarti usaha untuk  mendapatkan sedikit barang berharga dari sejumlah besar material dasar. Karena itu Data Mining sebenarnya memiliki akar yang panjang dari bidang ilmu seperti kecerdasan buatan (artificial intelligent), machine learning, statistik dan database.

Data Mining adalah proses menerapkan metode ini untuk data dengan maksud untuk mengungkap pola-pola tersembunyi. Dengan arti lain Data mining adalah proses untuk penggalian pola-pola dari data. Data mining menjadi alat yang semakin penting untuk mengubah data tersebut menjadi informasi. Hal ini sering digunakan dalam berbagai praktek profil, seperti pemasaran, pengawasan, penipuan deteksi dan penemuan ilmiah. Telah digunakan selama bertahun-tahun oleh bisnis, ilmuwan dan pemerintah untuk menyaring volume data seperti catatan perjalanan penumpang penerbangan, data sensus dan supermarketscanner  data untuk  menghasilkan laporan riset pasar. Alasan utama untuk menggunakan data mining adalah untuk membantu dalam analisis koleksi pengamatan perilaku. Data tersebut rentan terhadap collinearity karena diketahui keterkaitan. Fakta yang takterelakkan data mining adalah bahwa subset/set data yang dianalisis mungkin tidak mewakili seluruh domain, dan karenanya tidak boleh berisi contoh-contoh hubungan kritis tertentu dan perilaku yang ada dibagian lain dari domain . Untuk mengatasi masalah semacam ini, analisis dapat ditambah menggunakan berbasis percobaan dan pendekatan lain, seperti Choice Modelling untuk data yang dihasilkan manusia.Dalam situasi ini, yang melekat dapat berupa korelasi dikontrol untuk, atau dihapus sama sekali, selama konstruksi desain eksperimental.


Beberapa teknik yang sering disebut-sebut dalam literatur Data Mining dalam penerapannya antara lain: clustering, classification, association rule mining, neural network, genetic algorithm dan lain-lain. Yang membedakan persepsi terhadap Data Mining adalah perkembangan teknik-teknik Data Mining untuk aplikasi

pada database skala besar. Sebelum populernya Data Mining, teknik-teknik tersebut hanya dapat dipakaiuntuk data skala kecil saja.

Proses Data Mining

Tahap-Tahap Data Mining. Karena Data Mining adalah suatu rangkaian proses, Data Mining dapat dibagi menjadi beberapa tahap:

1. Pembersihan data (untuk membuang data yang tidak konsisten dan noise)

2. Integrasi data (penggabungan data dari beberapa sumber)

3. Transformasi data (data diubah menjadi bentuk yang sesuai untuk di-mining)

4. Aplikasi teknik Data Mining

5. Evaluasi pola yang ditemukan (untuk menemukan yang menarik/bernilai)

6. Presentasi pengetahuan (dengan teknik visualisasi)



                                                      








Metode Clustering
Clustering adalah metode penganalisaan data, yang sering dimasukkan sebagai salah satu metode Data Mining, yang tujuannya adalah untuk mengelompokkan data dengan karakteristik yang sama ke suatu ‘wilayah’ yang sama dan data dengan karakteristik yang berbeda ke ‘wilayah’ yang lain.
Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam mengembangkan metode clustering. Dua pendekatan utama adalah clustering dengan pendekatan partisi dan clustering dengan pendekatan hirarki. Clustering dengan pendekatan partisi atau sering disebut dengan partition-based clustering mengelompokkan data dengan memilah-milah data yang dianalisa ke dalam cluster-cluster yang ada. Clustering dengan pendekatan hirarki atau sering disebut dengan hierarchical clustering mengelompokkan data dengan membuat suatu hirarki berupa dendogram dimana data yang mirip akan ditempatkan pada hirarki yang berdekatan dan yang tidak pada hirarki yang berjauhan. Di samping kedua pendekatan tersebut, ada juga clustering dengan pendekatan automatic mapping (Self-Organising Map/SOM)
Clustering Dengan Pendekatan Partisi
K-Means
Salah satu metode yang banyak digunakan dalam melakukan clustering dengan partisi ini adalah metode k-means. Secara umum metode k-means ini melakukan proses pengelompokan dengan prosedur sebagai berikut:
·        Tentukan jumlah cluster
·        Alokasikan data secara random ke cluster yang ada
·        Hitung rata-rata setiap cluster dari data yang tergabung di dalamnya
·        Alokasikan kembali semua data ke cluster terdekat
·        Ulang proses nomor 3, sampai tidak ada perubahan atau perubahan yang terjadi masih sudah di bawah treshold
Prosedur dasar ini bisa berubah mengikuti pendekatan pengalokasian data yang diterapkan, apakah crisp atau fuzzy. Setelah meneliti clustering dari sudut yang lain, saya menemukan bahwa k-means clustering mempunyai beberapa kelemahan.
Hal-hal terkait dengan metode k-means saya rangkum dalam tulisan saya yang dapat di-download di sini (k-means – penerapan, permasalahan dan metode terkait).
Penjelasan lengkap tentang k-means dapat juga dilihat pada Yudi Agusta’s K-Means Page.
Mixture Modelling (Mixture Modeling)
Mixture modelling (mixture modeling) merupakan metode pengelompokan data yang mirip dengan k-means dengan kelebihan penggunaan distribusi statistik dalam mendefinisikan setiap cluster yang ditemukan. Dibandingkan dengan k-means yang hanya menggunakan cluster center, penggunaan distribusi statistik ini mengijinkan kita untuk:
·        Memodel data yang kita miliki dengan setting karakteristik yang berbeda-beda
·        Jumlah cluster yang sesuai dengan keadaan data bisa ditemukan seiring dengan proses pemodelan karakteristik dari masing-masing cluster
·        Hasil pemodelan clustering yang dilaksanakan bisa diuji tingkat keakuratannya
Distribusi statistik yang digunakan bisa bermacam-macam mulai dari yang digunakan untuk data categorical sampai yang continuous, termasuk di antaranya distribusi binomial, multinomial, normal dan lain-lain. Beberapa distribusi yang bersifat tidak normal seperti distribusi Poisson, von-Mises, Gamma dan Student t, juga diterapkan untuk bisa mengakomodasi berbagai keadaan data yang ada di lapangan. Beberapa pendekatan multivariate juga banyak diterapkan untuk memperhitungkan tingkat keterkaitan antara variabel data yang satu dengan yang lainnya.
Clustering dengan Pendekatan Hirarki
Clustering dengan pendekatan hirarki mengelompokkan data yang mirip dalam hirarki yang sama dan yang tidak mirip di hirarki yang agak jauh. Ada dua metode yang sering diterapkan yaitu agglomerative hieararchical clustering dan divisive hierarchical clustering. Agglomerative melakukan proses clustering dari N cluster menjadi satu kesatuan cluster, dimana N adalah jumlah data, sedangkan divisive melakukan proses clustering yang sebaliknya yaitu dari satu cluster menjadi N cluster.
Beberapa metode hierarchical clustering yang sering digunakan dibedakan menurut cara mereka untuk menghitung tingkat kemiripan. Ada yang menggunakan Single LinkageComplete LinkageAverage LinkageAverage Group Linkage dan lain-lainnya. Seperti juga halnya dengan partition-based clustering, kita juga bisa memilih jenis jarak yang digunakan untuk menghitung tingkat kemiripan antar data.
Salah satu cara untuk mempermudah pengembangan dendogram untuk hierarchical clustering ini adalah dengan membuat similarity matrix yang memuat tingkat kemiripan antar data yang dikelompokkan. Tingkat kemiripan bisa dihitung dengan berbagai macam cara seperti dengan Euclidean Distance Space. Berangkat dari similarity matrix ini, kita bisa memilih lingkage jenis mana yang akan digunakan untuk mengelompokkan data yang dianalisa.
Clustering Dengan Pendekatan Automatic Mapping
Self-Organising Map (SOM)
Self-Organising Map (SOM) merupakan suatu tipe Artificial Neural Networks yang di-training secara unsupervised. SOM menghasilkan map yang terdiri dari output dalam dimensi yang rendah (2 atau 3 dimensi). Map ini berusaha mencari property dari input data. Komposisi input dan output dalam SOM mirip dengan komposisi dari proses feature scaling (multidimensional scaling).
Walaupun proses learning yang dilakukan mirip dengan Artificial Neural Networks, tetapi proses untuk meng-assign input data ke map, lebih mirip dengan K-Means dan kNN Algorithm. Adapun prosedur yang ditempuh dalam melakukan clustering dengan SOM adalah sebagai berikut:
·        Tentukan weight dari input data secara random
·        Pilih salah satu input data
·        Hitung tingkat kesamaan (dengan Eucledian) antara input data dan weight dari input data tersebut dan pilih input data yang memiliki kesamaan dengan weight yang ada (data ini disebut dengan Best Matching Unit (BMU))
·        Perbaharui weight dari input data dengan mendekatkan weight tersebut ke BMU dengan rumus:
Wv(t+1) = Wv(t) + Theta(v, t) x Alpha(t) x (D(t) – Wv(t))
Dimana:
o   Wv(t): Weight pada saat ke-t
o   Theta (v, t): Fungsi neighbourhood yang tergantung pada Lattice distance antara BMU dengan neuron v. Umumnya bernilai 1 untuk neuron yang cukup dekat dengan BMU, dan 0 untuk yang sebaliknya. Penggunaan fungsi Gaussian juga memungkinkan.
o   Alpha (t): Learning Coefficient yang berkurang secara monotonic
o   D(t): Input data
·        Tambah nilai t, sampai t < Lambda, dimana Lambda adalah jumlah iterasi
Variasi Metode Clustering
·        Locality Sensitive Hashing
·        Algoritma Rock
·        Hierarchical Frequent Term-Base Clustering
·        Suffix Tree Clustering
·        Single Pass Clustering
·        Neighborhood Clustering
·        Sequence Clustering
·        Spectral Clustering
·        Clustering on Frequent Tree
·        Latent Class Cluster Analysis a.k.a. Latent Profile Analysis a.k.a. Mixture Model for Continuous Variabel
·        Latent Class Analysis a.k.a. Mixture Model for Categorical Variable
Hal-hal Terkait Dengan Clustering
·        Analisa Faktor
·        Singular Value Decomposition
·        Eigen Value and Eigen Vector
·        Similarity Measure
·        Feature Discretisation
·        Feature Selection
·        Feature Scaling
·        Indexing Method For Searching
Clustering Implementation
·        Image Clustering


Contoh Data Mining dengan metode Clustering

Ayah saya memiliki sebuah toko yang menjual mainan, peralatan ulang tahun dan perlengkapan bayi. Dalam toko tersebut dapat dibuat klasifikasi penempatan barang berdasarkan jenis-jenisnya. Dalam mainan bisa dibuat sub-class karena terdapat jenis-jenis yang berbeda. Terdapat Remote Control, boneka, robot-robotan dan senjata mainan. Untuk  peralatan ulang tahun cukup itu karena memang seperti umumnya. Dan untuk perlengkapan bayi bisa dibuat sub-class antara lain untuk pakaian balita, batita dan perlengkapan makan bayi. Dan akhirnya didalam toko ayah saya terdapat 3 klaster yaitu mainan, peralatan ulang tahun dan perlengkapan bayi.


Sumber :
https://aziznugraha28.blogspot.com/2019/03/implementasi-data-mining-untuk.html
https://www.neliti.com/id/publications/195857/penerapan-data-mining-untuk-clustering-data-penduduk-miskin-menggunakan-algoritm

Komentar

Postingan Populer